BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah
istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat
glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan
melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Umumnya tingkat
gula darah bertahan pada batas-batas yang sempit sepanjang hari: 4-8 mmol/l
(70-150 mg/dl). Tingkat ini meningkat setelah makan dan biasanya berada pada
level terendah pada pagi hari, sebelum orang makan. (Anik Widjayanti, 2009)
Salah satu
pemeriksaan laboratorium yang sering dilakukan adalah pemeriksaan glukosa
darah. Tujuan dari pemeriksaan glukosa darah ini salah satunya adalah untuk
menentukan ada tidaknya penyakit diabetes mellitus. Diabetes mellitus adalah penyakit yang paling menonjol yang
disebabkan oleh gagalnya pengaturan gula darah atau kelainan metabolisme
karbohidrat, dimana glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga
meyebabkan keadaan hiperglikemia. (Anonim. 2010)
Umumnya pada pemeriksaan kimia darah
khususnya glukosa biasanya digunakan serum sebagai spesimen. Serum merupakan
hasil pemisahan antara komponen cair dan seluler dari darah (whole blood). Proses pemisahan komponen
darah untuk mendapatkan serum dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama
dengan mendiamkan darah selama minimal 1-2 jam hingga terjadi pemisahan dengan
sendirinya (pemisahan spontan), namun dengan membiarkan darah terlalu lama
memungkinkan terjadinya metabolisme glukosa dalam sampel oleh sel-sel darah.
Kadar glukosa dalam tabung akan menurun setelah 10 menit pengambilan darah,
karena proses glikolisis dengan kecepatan kurang lebih 7 mg/dl per jam. (Anonim
2012).
Kenyataan dilapangan Pemeriksaan
Glukosa darah Pada spektrofotometer Sering Mengalami penundaan pemeriksaan Hal
ini biasanya disebabkan karena pemeriksaan dilakukan secara seri, penundaan
pengiriman sampel, penanganan sampel yang kurang cepat dan tepat, terjadi kerusakan alat maupun
kehabisan reagen pemeriksaan. Sebagai contoh penundaan pengiriman darah akan
mengakibatkan penurunan kadar glukosa darah, peningkatan kadar kalium, hal ini
dapat mengakibatkan kesalahan pengobatan pasien. ( Anonim. 2012)
Cara kedua yaitu dengan mendiamkan darah
hingga membeku kemudian dilanjutkan dengan sentrifugasi hingga terjadi
pemisahan secara total kemudian serum dipisahkan dari sel-sel darah untuk
mencegah terjadinya proses metabolisme sel hidup yang dapat mengakibatkan
penurunan kadar glukosa darah. Hal ini sejalan dengan pendapat Hardjoeno dalam
bukunya Interprestasi Hasil tes Laboratorium Diagnostik bahwa ”Serum harus segera dipisahkan dari
bahan bekuan darah dalam sampel atau paling lambat 2 jam setelah pengambilan
darah untuk menghindari perubahan-perubahan dari zat-zat yang terlarut
didalamnya oleh pengaruh hemolisis darah” (Hardjoeno, 2003)
Dengan perkembangan yang pesat
dari jumlah dan jenis pemeriksaan, peralatan laboratorium, maka dibutuhkan
pemilihan metode dan alat yang sesuai dengan indikasi pemeriksaan serta
interpretasi hasil yang tepat (www.klik nikmedik.com.2012)
Pada pemeriksaan glukosa darah
metode yang digunakan meliputi metode reduksi, enzimatik, dan lainya. Namun yang
sering digunakan adalah metode enzimatik, yaitu metode glukosa oksidase
peroksidase, 4-aminophenason dan phenol (GOD-PAP) karena mempunyai akurasi dan
presisi yang baik (Sri Jufari, 2011).
Berdasarkan uraian diatas, maka
penulis berkeinginan melakukan
penelitian dengan tujuan untuk mengetahui Perbedaan Hasil Pemeriksaan Glukosa
Darah Metode GOD-PAP Menggunakan Serum Tanpa Sentrifugasi Dengan Serum yang
Disentrifugasi.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka
dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut: ”Apakah Terdapat Perbedaan
Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah Metode GOD-PAP Menggunakan Serum Tanpa
Sentrifugasi Dengan Serum yang Disentrifugasi Pada Mahasiswa Program Studi D3 Analis
Kesehatan Universitas Indonesia Timur ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan
Umum
Untuk mengetahui pemeriksaan glukosa darah Metode GOD-PAP yang menggunakan serum tanpa
disentrifugasi dengan serum yang disentrifugasi pada mahasiswa Program Studi D3 Analis Kesehatan
Universitas Indonesia Timur.
2. Tujuan
Khusus
Untuk
menentukan perbedaan hasil pemeriksaan
glukosa darah metode GOD-PAP menggunakan
serum tanpa sentrifugasi dengan serum yang disentrifugasi pada mahasiswa Progam
Studi D3 Analis Kesehatan Universitas Indonesia Timur.
D.
Manfaat
Penelitian
1.
Manfaat bagi Institusi
Sebagai sumbangsih ilmiah bagi almamater
Program Studi D3 Analis Kesehatan Universitas Indonesia Timur Makassar.
2. Manfaat
bagi praktisi Kesehatan
Melalui
penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan tentang
pemeriksaan glukosa darah sehingga dapat membantu dalam penegakan diagnosa
suatu penyakit.
3. Akademik
Sebagai referensi untuk menambah pengetahuan
tentang cara penanganan dan pemeriksaan glukosa.
4.
Peneliti
Menambah pengetahuan penulis dalam
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dibangku perkuliahan pada bidang
laboratorium.
E. Hipotesis
1. Hipotesis nol (Ho)
Tidak ada perbedaan yang bermakna antara hasil
pemeriksaan glukosa darah metode GOD-PAP menggunakan serum tanpa sentrifugasi
dengan serum yang disentrifugasi pada mahasiswa Program Studi D3 Analis
Kesehatan Universitas Indonesia Timur.
2. Hipotesis alternatif (Ha)
Ada perbedaan yang bermakna antara hasil
pemeriksaan glukosa darah metode GOD-PAP menggunakan serum tanpa sentrifugasi
dengan serum yang disentrifugasi pada mahasiswa Program Studi D3 Analis
Kesehatan Univesitas Indonesia Timur.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Tinjauan
Umum Tentang Darah
Darah adalah suatu
jaringan tubuh yang terdapat didalam pembuluh darah yang warnanya merah. Warna
merah itu tidak tetap tergantung pada banyaknya oksigen dan karbondioksida didalamnya. Adanya oksigen dalam darah
diambil dengan jalan bernafas dan zat ini sangat berguna pada pristiwa
pembakaran atau metabolisme dalam tubuh.
Darah terdiri dari dua komponen
besar komponen cair ( plasma) dan komponen seluler sel-sel darah atau korpuskuli (eritrosit,
leukosit dan trombosit ). Komponen plasma 45% - 65% volume darah total yang
terdiri dari air 91% - 92% dan sel
padat 8% - 9% diantaranya ( protein, unsur - unsur an-organik, organic dan enzim-enzim).darah pada umumnya berfungsi
sebagai wahana pengangkut (transport) bebagai komponen menuju berbagai organ tubuh, system imunologik dan
fungsi hemostasis.( Muhamad Sadikin, 2001)
B.
Tinjauan
Umum Tentang Serum
Di dalam darah, serum (bahasa Inggris: blood
serum) adalah komponen yang bukan berupa sel darah, juga bukan faktor koagulasi;
serum adalah plasma darah
tanpa fibrinogen, (bahasa Latin: serum)
berarti bagian tetap cair dari susu yang membeku pada proses pembuatan
keju. Serum terdiri dari semua protein (yang tidak digunakan untuk
pembekuan darah) termasuk cairan elektrolit, antibodi, antigen, hormon, dan semua substansi exogenous.
Bahan-bahan yang biasa diukur dalam serum umumnya digolongkan ke dalam
kategori-kategori berikut:
1.
Bahan
yang dalam keadaan normal memiliki fungsi dalam sirkulasi
2.
Bahan
hasil metabolit
3.
Bahan
yang dikeluarkan dari sel akibat kerusakan dan kelainan premeabilitas atau
kelainan properasi sel.
4.
Obat
dan zat toksik.
Serum diperoleh setelah sampel darah dibekukan dan bekuannya dipisahkan
dengan pemusingan. Pemakaian serum sebagai pengganti plasma juga mencegah
pencemaran spesimen oleh antikoagulan yang mungkin mempengaruhi satu atau lebih
tes (Anonim. 2010).
a.
Serum
yang disentrifugasi
Teknik pemisahan serum dengan
sentrifugasi adalah setelah pengambilan darah
vena, bagian darah tersebut dibiarkan membeku (± 15 menit) kemudian dipusingkan
pada sentrifuge dengan kecepatan 2000-3000 rotasi permenit selama 15 menit,
sesegera mungkin dipisahkan serumnya
kemudian diperiksa kadar glukosa darahnya secara fotometrik (Riskawati, 2011)
b.
Serum
tanpa sentrifugasi
Teknik pemisahan serum tanpa
sentrifugasi adalah setelah dilakukan pengambilan darah vena, darah dimasukan
dalam tabung tanpa antikoagulan, kemudian darah dibiarkan membeku kurang lebih
satu sampai dua jam hingga terbentuk serum. sesegera mungkin dipisahkan serumnya kemudian diperiksa kadar glukosa
darahnya secara fotometrik.
C.
Tinjauan Umum Tentang Reagen Glukosa
1.
Ukuran kemasan;
REF3 10 260 4 x 100
ml Reagen enzim
10 121 1000 ml Reagen
enzim
10 123 9 x 3 ml Standar
2.
Reagen glukosa dengan komposisi:
Buffer
fosfat (pH 7.5) 0.1mol/l
4-aminophenazone 25mmol/l
Phenol 0.75mmol/l
Glucose oxidase >15 KU/l
Peroksidase
>1.5
KU/l
Mutarotase >2.0KU/l
3. Standar
Glukosa
Glukosa 100mg/dl
atau 5.55 mmol /l
4. Persiapan
reagen
RGT dan STD siap dipakai
5. Stabilitas
reagen
Reagen stabil sampai tanggal kedaluwarsa bila
disimpan pada suhu 2oC sampai 8 oC. Ketika dibuka hindari
kontaminasi. RGT stabil selama 2 mnggu
pada suhu 15oC sampai 25oC
D.
Tinjauan
Umum Tentang Karbohidrat
Karbohidrat merupakan bahan yang sangat
diperlukan tubuh manusia, hewan dan tumbuhan
disamping lemak dan protein, senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan makanan atau energi yang
disimpan dalam sel. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari
satu molekul gula sederhana. Banyak karbohidrat yang merupakan polimer yang
tersusun dari satu molekul gula yang terangkai menjadi rantai panjang serta
bercabang-cabang. Karbohidrat merupakan bahan makanan penting dan sumber tenaga
yang terdapat dalam tumbuhan dan daging hewan. Selain itu, karbohidrat juga
menjadi komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam bentuk serat (fiber),
selulosa, pektin, serta lignin. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang
diperlukan tubuh. Tubuh menggunakan karbohidrat seperti layaknya mesin mobil
menggunakan bensin. Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi
untuk menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh, berperan penting dalam
proses metabolisme dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel dengan mengikat
protein dan lemak. Karbohidrat merupakan komponen pangan yang menjadi sumber
energi utama dan sumber serat makanan. Komponen ini disusun oleh 3 unsur utama,
yaitu karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O).
Reaksi
fotosintesis
Sinar
matahari
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + O2
Klorofil
1.
Klasifikasi
Karbohidrat
Dari rumus umum karbohidrat, dapat
diketahui bahwa senyawa ini adalah suatu polimer yang tersusun atas monomer
yang menyusunnya, karbohidrat dibedakan menjadi empat golongan yaitu : monosakarida,disakarida,
oligosakarida dan polisakarida
a.
Monosakarida
Merupakan karbohidrat paling sederhana
karena molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom C dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis menjadi karbohidrat lain. Monosakarida
dibedakan menjadi aldosa dan ketosa.
Contoh dari aldosa yaitu glukosa dan galaktosa. Contoh
ketosa yaitu fruktosa terdiri atas 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi
dihidrolisis oleh larutan asam dalam air menjadi karbohidrat yang lebih
sederhana tidak dapat dihidrolisis ke bentuk yang lebih sederhana. Monosakarida
yang terpenting adalah glukosa, galaktosa, dan fruktosa.
b. Disakarida
Merupakan karbohidrat yang terbentuk
dari dua molekul monosakarida yang berikatan melalui gugus –OH dengan
melepaskan molekul air.
Contoh dari disakarida adalah sukrosa, laktosa,
dan maltosa.
1) Sukrosa
Adalah gula yang kita gunakan
sehari-hari, baik yang berasal dari tebu,
maupun tumbuhan lainya. Pada molekul sukrosa terdapat ikatan antara molekul
glukosa dan fruktosa. Hasil hidrolisis sukrosa yaitu campuran Glukosa dan
fruktosa yang biasa disebut dengan gula invert.
2) Maltosa
adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Ikatan yang
terjadi ialah antara atom karbon nomor I dan atom karbon nomor 4, oleh
karenanya maltosa masih mempunyai gugus -OH glikosidik dan dengan demikian
masih mempunyai sifat mereduksi. Maltosa merupakan hasil antara dalam proses,
hidrolisis amilum dengan asam maupun dengan enzim.
3) Laktosa
Adalah suatu disakarida yang terbentuk
dari dua molekul glukosa. Dalam tubuh kita amilum Mengalami hidrolisis menjadi
glukosa yang digunakan oleh tubuh.
c. Oligosakarida
Senyawa yang terdiri dari gabungan
molekul-molekul monosakarida yang banyak gabungan dari 3 sampai 6 monosakarida dihidrolisis:
gabungan dari 3 sampai 6 monosakarida misalnya maltosa, sukrosa dan laktosa.
d.
Polisakarida
Senyawa
yang terdiri dari gabungan molekul-molekul monosakarida yang banyak jumlahnya,
senyawa ini bisa dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida. Polisakarida
merupakan jenis karbohidrat yang terdiri dari lebih 6 monosakarida dengan
rantai lurus / cabang. (Riskawati, 2011)
2. Metabolisme Glukosa
Pada dasarnya metabolisme glukosa dapat dibagi dalam dua
bagian yaitu yang menggunakan oksigen atau aerob dan yang tidak menggunakan
oksigen yaitu reaksi anaerob yang
terdiri atas serangkaian reaksi yang mengubah glukosa menjadi asam laktat,
proses ini disebut glikolisis.
a. Glikolisis
Glikolisis
terjadi didalam sel. Proses glikolisis dimulai dengan molekul glukosa dan
diakhiri dengan terbentuknya asam laktat Pada tahap glikolisis, terjadi dua
langka reaksi, yaitu langka memerlukan energi dan langkah Melepaskan energy.
Saat langkah memerlukan energi, 2 molekul ATP diperlukan untuk mentransfer
gugus fosfat ke glukosa sehingga glukosa memiliki simpan energi yang lebih
tinggi. Energi ini diperlukan unuk reaksi selanjutnya, yaitu reaksi pelepasan
energi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa glikolisis
adalah reaksi pelepasan energi yang memecah satu molekul glukosa (terdiri dari 6 atom karbon ) atau
monosakarida yang lain menjadi dua molekul
asam piruvat ( terdiri dari 3 atom
karbon), 2 NADH (nicotinamide Adenin Dinucleotide H), dan 2 ATP.
b. Glikogenesis
Glukosa merupakan sumber bahan bagi proses glikolisis,
karena glukosa terdapat dalam jumlah banyak bila dibandingkan dengan
monosakarida yang lain, oleh karena itu bila jumlah glukosa yang diperoleh dari
makanan terlalu berlebih, maka glukosa akan disimpan dengan jalan diubah
menjadi glikogen dalam hati dan jaringan otot. Proses sintesis glikogen dari
glukosa ini disebut glikogenesis.
Glikogen hati
Asam laktat Glukosa
darah
Glikogen otot
Gambar 2.1 siklus cori
c. Glikogenolisis
Proses reaksi pemecahan molekul glikogen menjadi
molekul–molekul glokusa disebut glikogenolisis, proses ini kebalikan dari reaksi glikogenesis. Glikogen
dalam hati atau otot dapat dipecah menjadi molekul fosfat melalui proses fosfolisis,
reaksi dengan asam amino
d. Glikoneogenesis
Glikoneogenesis
merupakan istilah yang digunakan untuk mencakup semua mekanisme dan lintasan
yang bertanggung jawab untuk mengubah senyawa non karbohidrat menjadi glukosa atau glikogen. Substrat utama
bagi glukoneogenesis adalah asam amino glikogenik, laktat, gliserol, dan
propionat. Hati dan ginjal merupakan jaringan utama yang terlibat, karena kedua
organ tersebut mengandung komplemen lengkap enzim-enzim yang diperlukan (Anonim, 2011)
E.
Tinjauan
UmumTentang Diabetes Mellitus
Diabetes adalah suatu penyakit yang mengganggu kemampuan tubuh untuk
mengunakan sari-sari makanan secara efisien. Hormon insulin yang diproduksi di pankreas
membantu tubuh dalam mengubah makanan menjadi energi. Diabetes terjadi bila satu
dari kondisi ini terjadi, pankreas gagal memproduksi insulin, atau tubuh tidak
dapat menggunakan insulin yang telah diproduksinya. Pada kasus kronis, ada
kaitannya dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi, atau kegagalan beberapa
organ tubuh, terutama mata, ginjal, syaraf, jantung, dan pembuluh darah.
1.
Macam-Macam
Diabetes
a. Diabetes
Tipe 1
Diabetes tipe 1 disebabkan oleh kerusakan
sel-sel beta dalam pankreas yang bertugas mengsekresi insulin. Dipercaya bahwa
paling tidak pada awal mulanya penyakit kekebalan tubuh disebabkan oleh racun
atau virus. “kejadian” ini mendorong sistem kekebalan tubuh untuk menyerang pankreas.
Sel-sel beta dalam pankreas mengalami kerusakan karena serangan tersebut dan
tidak dapat lagi memproduksi insulin.
Gejala awal diabetes tipe 1 meliputi rasa
lapar dan haus berlebihan, penurunan berat badan tanpa sebab, seiring
pembuangan air kecil penglihatan kabur, kelelahan, dan infeksi kronis. Pada
situasi krisis, serangan diabetes tipe satu dapat mengakibatkan kejang, kebingungan,
napas berbau buah, dan ketidaksadaran dan biasanya terjadi pada usia yang sangat
muda.
Diabtes tipe 1 hanya dapat
dikendalikan dengan suntikan insulin dan
pengawasan makanan sehari-hari. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, tetapi
pengelolahan yang cermat memungkinkan penderita diabetes tipe 1 dapat menjalani
hidup secara normal
b. Diabetes
Tipe 2
Suatu penyakit metabolisme tubuh.
Penderita diabetes tipe 2 dapat menghasilkan insulin tetapi insulin yang
dihasilkan tidak cukup atau tidak bekerja sebagaimana mestinya didalam tubuh.
Diabetes tipe 2 sering dijumpai pada pria maupun wanita berusia lebih dari 40
tahun yang memiliki kelebihan berat badan.
Diabetes tipe 2 dapat menjadi gerbang
bagi berbagai penyakit yang dapat mengacam kehidupan. Yang terbesar diantaranya
adalah meningkatnya resiko terhadap kemungkinan berkembangnya penyakit jantung
koroner (coronary artery disease) atau sering disebut CAD. CAD adalah penyebab kematian terbesar
bagi penderita DM. Bila kadar gula tinggi ( hiperglikimia ) dan tak terkendali
karena diabetes, hal ini dapat menyebabkan kerusakan sistemik dalam tubuh. Lama
kelamaan dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke pada usia dini, kebutaan,
amputasi kaki, dan kerusakan ginjal.
c. Diabetes
Pada Kehamilan
Diabetes yang muncul hanya pada saat
hamil disebut sebagai diabetes tipe gestasi atau gestational diabetes. Keadaan
ini terjadi karena pembentukan beberapa hormon pada ibu hamil yang
mengakibatkan resistensi insulin. Diabetes semacam ini terjadi pada 2-5%
kehamilan. Biasanya baru diketahui setelah kehamilan bulan keempat ke atas, kebanyakan pada trimester ketiga (
tiga bulan terakir kehamilan). Setelah persalinan, pada umumnya glukosa darah
akan kembali normal. ( D” Adamo
peter J dkk. 2006 )
d. Diabetes
Yang Lain
Adapula diabetes yang tidak termasuk
dalam kelompok diatas yaitu diabetes sekunder atau akibat dari penyakit lain
yang mengganggu reproduksi insulin atau mempengaruhi kerja insulin. Penyebab
diabetes semacam ini adalah : radang pankreas ( pankreastitis ), gangguan
kelenjar adrenal atau hipofisis. Gangguan hormon kortikosteroid, pemakaian
beberapa obat anti hiprtensi atau anti kolestrol, malnutrisi dan infeksi
(Tandra H. 2007)
F.
Metode
Pemeriksaan Glukosa Darah
Metode pemeriksaan gula darah meliputi metode
reduksi dan enzimatik. Yang paling sering digunakan adalah metode enzimatik, yaitu
metode glukosa oksidasi (GOD) dan metode heksokinase. Metode GOD dan
heksokinase banyak digunakan karena mempunyai akurasi dan presisi yang baik dan
merupakan metode referensi, karena enzim yang digunakan spesifik untuk glukosa.
(www.tempo.co.id.2011)
1. Metode
Glukosa Oksidasi
Metode glukosa oksidase merupakan
metode yang paling banyak digunakan di laboratorium yang ada di Indonesia. Sekitar
85% dari peserta program nasional pemantapan mutu eksternal di bidang kimia
klinik. Memeriksa glukosa serum kontrol dengan menggunakan metode ini.
Prinsip pemeriksaan:
Glukosa ditentukan setelah oksidasi enzimatis
dengan adanya oksidase. Hidrogen peroksida yang terbentuk bereaksi dengan
adanya peroksidase. Dengan phenol serta 4-amiophenazon menjadi zat warna quinoneimine berwarna merah violet.
GOD
Glukosa +O2 +H2O gluconic acid +H2O2
POD
2H2O2
+4-aminphenazon+ phenol
quinoneimine +4 H2O
Digunakan enzim glukosa oksidasi
pada reaksi pertama menyebabkan sifat Reaksi pertama spesifik untuk glukosa
khususnya P-D-glukosa. Sedangkan reaksi kedua
tidak spesifik karena zat yang bisa teroksidasi dapat menyebabkan
hasil pemeriksaan lebih rendah. Asam urat, asam askorbat, bilirubin, dan
glutation menghambat reaksi karena zat-zat ini akan berkompotesi dengan
kromogen bereaksi dengan hydrogen peroksida sehingga hasil pemeriksaan akan
lebih rendah. Keunggulan dari metode GOD adalah karena murahnya reagen dan
hasil yang cukup memadai. Namun hasil
pemeriksaan juga dapat dipengruhi oleh serum yang lisis mutu reagen, alat yang
tidak dan cara kerja analisis itu
sendiri.
2. Metode
Hexokinase
Metode hexokinase merupakan metode untuk
pemeriksaan glukosa darah dianjurkan (reference method) oleh WHO dan IFCC. Namun
baru sekitar 10% laboratorium yang
menggunakan metode ini untuk pemeriksaan glukosa darah.
Prinsip pemeriksaan:
Hexokinase akan mengkatalisis reaksi
fosforilasi glukosa dengan ATP membentuk glukosa 6-fosfat dan ADP.Enzim kedua
yaitu glukosa 6-fosfat dehidrogennase akan mengkatalisis oksidasi glukosa-6-fosfat
dan ADP dengan nicotinamid adeninedenucleotide phosphate (NADP)
Hexokinase
Glukosa + ATP Glukosa-6-fosfat +ADP
G-6-DP
Glukosa-6-fosfat +NADP (p) + 6- fosfoglukonat + NAD (p) H + H+
Pada
metode ini digunakan dua macam enzim yang spesifik sehingga hasil yang
diperoleh sangat baik. Belum ada laporan penelitian yang mengatakan adanya
reaksi senyawa lain. Kekurangan dari metode ini adalah biaya yang relativ mahal
untuk pemeriksaan tersebut (Anonim, 2005)
3. Pemeriksaan
Reduksi Metode Benedict
Penyakit diabetes selain dapat dideteksi
melalui pemeriksaan glukosa darah dapat juga dideteksi pada urin sehinga dapat
dilakukan pemeriksaan glukosa pada sampel urin yaitu pemeriksaan reduksi metode
benedict. Darah disaring oleh jutaan nefron sebuah unit fungsional dalam
ginjal. Hasil penyaringan (filtrat) berisi produk-produk limbah (misalnya
urea), elektrolit( misalnya natrium, kalium dan klorida), asam amino dan
glukosa. Filtrate kemudian dialirkan
ke tubulus
gijal untuk direabsorbsi dan diekskresikan zat-zat yang diperlukan termasuk glukosa diserap kembali dan zat-zat
yang tidak diperlukan diekskresikan kedalam urin.
Kurang dari 0,1% glukosa yang disaring
oleh glomerolus terdapat dalam urin yaitu kurang dari 130 mg/24 jam. Kelebihan
gula dalam urin atau disebut juga glukosuria karena nilai ambang ginjal
terlampau ( kadar gula darah melebihi 160-180 mg/dl) atau daya reabsorbsi
tubulus yang menurun.
Uji glukosa urin menggunakan reagen benedict
atas dasar sifat glukosa sebagai peruduksi. Cara ini tidak spesifik karena
beberapa pereduksi lain dapat mengacaukan hasil uji. Beberapa gula lain bisa
menyebabkan hasil uji reduksi positif misalnya glukosa, sukrosa, galaktosa, pentosa,
laktosa dan beberapa zat bukan gula yang dapat mengadakan reduksi seperti
homogentisat alkapton, formalin, glukoronat. Metode benedict banyak digunakan
di laboratorium klinik karena hanya menggunakan satu jenis larutan saja untuk
menafsirkan kadar gula secara kasar dan pemakaian bahan urin yang sedikit sekali, dengan prinsip glukosa dalam urin akan
mereduksi garam kompleks dari reagen (ion cupri direduksi cupro ) dan mengendap
dalam bentuk CuO dan Cu2O berwarna kuning hingga merah bata.
4. Pemeriksaan
Glukosa Metode Carik Celup
Metode carik celup (dipstick) dinilai
lebih bagus karena lebih spesifik untuk glukosa dan waktu pengujian yang amat
singkat Reagen strip untuk glukosa
dilekati dua enzim, yaitu glukosa oksidase (GOD) dan peroksidase (POD)
serta zat warna (kromogen) seperti orto-toluidin yang berubah warna biru jika
teroksidasi. Zat warna lain yang digunakan ialah iodide yang akan berubah warna
coklat jika teroksidasi.
Prosedur uji yang akan dijelaskan disini
adalah uji dipstick yaitu celupkan strip reagen (dipstick) kedalam
urin.Tunggu selama 60 detik, amati
perubahan warna yang terjadi dan cocokkan dengan bagan warna.
5. Pemeriksaan
Glukosa Darah Dengan Alat Glukometer
Ada beberapa jenis alat yang
digunakan dalam pemeriksaan glukosa darah salah satunya adalah glukometer yang
digunakan untuk mengukur kadar glukosa darah dengan mudah dan cepat. Pada alat
glukometer dilengkapi dengan suatu sensor tepatnya disebut biosensor sesuai
dengan komponen penyusunnya yang terdiri dari biological element sebagai pengenal
molekul atau senyawa yang hendak diukur (analit) dan trasducer yang menangkap
sinyal dari biological element itu. Biosensor sendiri bekerja berdasarkan
reaksi enzymatic antara enzim glukose oxidase (GOD) dengan glukosa dalam darah
yang kemudian dirubah menjadi sinyal elektronik.
Glukosa
dalam darah bereaksi dengan glukosa oxidase dan kalium ferrycianide didalam
strip memproduksi kalium ferrocyanide. Kalium ferrocyanide yang di produksi
sebanding dengan konsentrasi glukosa dalam darah. Oksidasi kalium ferrocyanida
menghasilkan suatu elektrik yang kemudian dikonversi oleh meter untuk
menampakan konsentrasi glukosa pada layar. (anonym 2004, Arkray Factory)
G.
Kerangka
Pikir
|
Gambar 2.2 Kerangka Pikir
Keterangan
:
= Variabel yang akan diteliti
=
Variabel yang tidak diteliti
Karbohidrat didalam makanan melakukan
serangkaian proses kimiawi dalam tubuh (metabolisme) menjadi bentuk glukosa, selanjutnya
glukosa yang telah diserap oleh usus halus akan terdistribusi ke dalam semua
sel tubuh melalui aliran darah. Di dalam tubuh, glukosa dapat tersimpan dalam
bentuk glikogen di dalam otot, hati, namun juga dapat tersimpan pada serum
darah dalam bentuk glukosa darah yang mana digunakan sebagai bahan pemeriksaan.
Pemeriksaan kadar glukosa dalam darah sering menggunakan metode GOD-PAP dan
hasil dibaca pada alat spektrofotometer. Adapun hal-hal yang dapat
memepengaruhi hasil pemeriksaan diantaranya factor instrument, metode, reagen
dan sumber daya manusia (SDM).
BAB III
METODE
PENELITIAN
A.
Jenis
penelitian
Jenis penelitiaan yang digunakan adalah
bersifat eksperimen laboratorium, yaitu untuk membandingkan ada tidaknya
pebedaan pengaruh pemisahan serum tanpa sentrifugasi dengan serum yang
disentrifugasi terhadap hasil pemeriksaan glukosa darah metode GOD-PAP.
B.
Alur
penelitian
Gambar 3.1 Alur penelitian
C.
Populasi
dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pemeriksaan
glukosa darah metode GOD-PAP
2. Sampel
Sampel penelitian adalah pemeriksaan
glukosa darah menggunakan serum tanpa sentrifugasi dengan serum yang
disentrifugasi, masing-masing 20 sampel yang diambil dengan menggunakan teknik
accidental sampling.
D.
Variabel
Penelitian
1. Variabel
Bebas
Variabel bebas dari penelitian ini
adalah serum tanpa sentrifugasi dengan serum yang disentrifugasi.
2. Variabel
Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah hasil pemeriksaan glukosa darah metode GOD-PAP menggunakan serum tanpa
sentrifugasi dengan serum yang disentrifugasi.
E.
Devinisi
Operasional
1. Darah
adalah suatu suspensi partikel dalam
suatu larutan koloid cair yang mengandung elektrolit
2. Glukosa
darah adalah kadar glukosa yang terdapat didalam darah yang dinyatakan dalam
satuan mg/dl.
3. Pemisahan
serum tanpa sentrifugasi yaitu darah dibiarkan membeku spontan selama 1- 2 jam
dalam suhu ruangan sampai terbentuk serum.
4. Pemisahan serum dengan sentrifugasi yaitu darah
didiamkan membeku selama 15 menit kemudian segera dipusingkan selama 15 menit
dengan kecepatan 3000 rotasi permenit (rpm)
5. Serum
adalah cairan berwarna kuning yang diperoleh setelah pengendapan darah.
6. Metode
GOD-PAP adalah salah satu metode yang digunakan dalam pemeriksaan glukosa darah
secara enzimatik menggunakan reagen Glukosa.
F.
Lokasi
dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Penelitian
Penelitian
ini dilakukan di laboratorium Program Studi D3 Analis Kesehatan Universitas
Indonesia Timur Makassar.
2. Waktu
Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 3 April
2012
G.
Prosedur
Penelitian
1. Cara
Pengambilan Sampel
Sampel darah vena diperoleh melalui punksi
vena
a.
Alat
1)
Spoit
atau semprit, vacutenner system
2)
Tabung
vial tanpa antikoagulan
3)
Karet
pembendung
4)
Kapas
alkohol 70%
b. Cara
kerja
1) Tempat
yang akan ditusuk dibersihkan dengan kapas alkohol 70% dan biarkan sampai mengering.
2) Jika
memakai vena fossa cubiti; pasanglah ikatan pembendung pada lengan atas dengan tujuan
adanya statis vena.
3) Tegangkanlah
kulit diatas vena itu dengan jari-jari tangan kiri supaya vena tidak dapat
bergerak.
4) Tusuklah
vena yang terlihat dengan semprit sampai ujung jarum masuk kedalam lumen vena.
5) Pembendung
direnggangkan atau dilepaskan dan perlahan-lahan tarik pengisap semprit sampai
jumlah darah yang dikehendaki didapat.
6) Taruhlah
kapas kering diatas jarum dan tariklah semprit tersebut.
7) Mintalah
kepada orang yang darahnya diambil supaya tempat tusukan itu ditekan selama
beberapa menit dengan kapas tadi.
8) Darah
dialirkan kedalam wadah atau tabung yang tersedia melalui dinding tabung.
2. Persiapan
Sampel
a. Darah
diambil dari vena dengan menggunakan spoit sebanyak 5 cc
b. Darah
dimasukan kedalam 2 tabung yang bersih dan kering tanpa antikoagulan masing-masing
2,5 cc.
c. Kemudian
darah pada tabung pertama dibiarkan membeku selama kurang lebih 1-2 jam pada
suhu ruangan hingga terbentuk serum.
d. Darah
pada tabung kedua dibiarkan membeku selama 15 menit kemudian disentrifugasi
dengan kecepatan 3000 rotasi permenit selama 15 menit untuk memperoleh serum.
e. Serum
yang dihasilkan segera dipisahkan dari bekuannya.
3. Persiapan
Alat dan Bahan
a. Alat
Alat
atau instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a) Screen
Master Touch
b) Spoit
c) kapas
alcohol 70%
d) Mikropipet
10µl dan 1000µl
e) Centrifuge
f) Tabung
reaksi
g) Rak
tabung
h) Alat
Penunjuk Waktu (Stopwatch)
i) Tourniquet
j) Tips
kuning dan tips biru
b. Bahan
Bahan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a) Serum
b) Reagen
glukosa
4.
Cara Kerja:
1)
Siapkan alat yang telah dikalibrasi sebelumnya
dan bahan yang akan digunakan.
2) Siapkan
tiga buah tabung reaksi yang bersih dan steril masing-masing diberi label
blanko, standar dan sampel.
3) Dipipet
sampel serum sebanyak 10 µl masukan pada tabung sampel dan standar glukosa pada
tabung standar sebanyak 10 µl.
4) Dengan
menggunakan mikropipet, ketiga tabung (blanko standar, sampel) diisi dengan
reagen glukosa sebanyak 1000 µl.
5) Campur
dan homogenkan tiap-tiap tabung, inkubasi 10 menit pada suhu ruangan.
6) Kemudian
kadar glukosa dibaca pada alat Screen Master Touch
H.
Analisis
Data
Data disajikan dalam bentuk
tabel dan dianalisa secara statistic. Untuk memperoleh nilai statistik, maka
semua data ditabulasikan sesuai dengan kelompok perlakuan yang selanjutnya
dilakukan pengujian statistik dengan uji-t dua pihak dengan program SPSS,
dengan rumus sebagai berikut:
thitung
= Nilai rata-rata
sampel pemisahan serum ditunda 1-2 jam
= Nilai rata-rata sampel pemisahan serum
dengan sentrifugasi
S12
= Standar devisiasi sampel pemisahan sampel ditunda pemeriksan
1-2 jam
S22
= Standar devisiasi sampel pemisahan serum dengan sentrifugasi tiap perlakuan
N1 = Jumlah sampel pemisahan serum
ditunda pemeriksan 1-2 jam tiap
perlakuan
N2 = jumlah sampel pemisahan serum dengan
sentrifugasi tiap perlakuan
Kriteria penerimaan dan
penolakan yaitu Ho diterima bila t hitung
< t tabel
dan sebaliknya Ha diterima bila t hitung > t tabel (Sugiyono, 2004).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Penelitian
Telah dilakukan penelitian perbandingan Hasil
pemeriksaan glukosa darah metode GOD-PAP menggunakan serum tanpa sentrifugasi
dengan serum yang disentrifugasi. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium
Program Studi Diploma Tiga Analis Kesehatan Universitas Indonesia Timur
Makassar. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 20 sampel yang
masing-masing dibagi ke dalam 2 tabung
masing-masing 2,5 ml. kemudian tabung pertama disentrifugasi dan tabung kedua
dibiarkan dalam suhu ruangan selama 1-2 jam. Maka diperoleh hasil pemeriksaan
sebagai berikut :
Tabel 4.1 : Hasil pemeriksaan glukosa darah
menggunakan serum tanpa sentrifgasi dengan serum yang disentrifugasi
HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH (mg/dl)
|
|||||
No
|
N
|
Serum Yang Disentrifugasi
|
Serum Tanpa
Sentrifugasi
|
||
1
|
N1
|
103
|
92
|
||
2
|
N2
|
100
|
85
|
||
3
|
N3
|
82
|
67
|
||
4
|
N4
|
92
|
72
|
||
5
|
N5
|
96
|
87
|
||
6
|
N6
|
85
|
68
|
||
7
|
N7
|
83
|
68
|
||
8
|
N8
|
93
|
75
|
||
9
|
N9
|
82
|
74
|
||
10
|
N10
|
86
|
69
|
||
11
|
N11
|
96
|
70
|
||
12
|
N12
|
85
|
69
|
||
13
|
N13
|
83
|
69
|
||
14
|
N14
|
92
|
84
|
||
15
|
N15
|
78
|
69
|
||
16
|
N16
|
89
|
77
|
||
17
|
N17
|
70
|
63
|
||
18
|
N18
|
90
|
82
|
||
19
|
N19
|
82
|
74
|
||
20
|
N20
|
92
|
83
|
||
1759
|
1497
|
||||
X
|
87.95
|
74,85
|
|||
Sumber : Data primer, April 2012
Dari
tabel 4.1 menunjukan dari 20 mahasiswa yang diambil darahnya di Program Studi
Diploma Tiga Analis Kesehatan Universitas Indonesia Timur pada pemeriksaan
glukosa darah didapatkan serum yang
disentrifugasi diperoleh Kadar terendah yaitu 70 mg/dl dan kadar tertinggi
yaitu103 mg/dl dan pada serum tanpa sentrifugasi didapatkan kadar terendah yaitu 63 mg/dl dan kadar tertinggi
92 mg/dl
Tabel 4.2 Hasil analisis uji
t ( 2 pihak) perbandingan hasil pemeriksaan glukosa darah metode GOD-PAP
menggunakan serum tanpa sentrifugasi dengan
serum yang disentrifugasi.
Pemeriksaan
Glukosa
|
N
|
O
|
SD
|
t
hitung
|
t tabel
|
Serum yang disentrifugasi
|
20
|
87,95
|
5.057
|
5.218
|
2,027
|
Serum tanpa
sentrifugasi
|
20
|
74,85
|
Sumber
: Data primer, April 2012
Tabel 4.2 Menunjukan bahwa t hitung 5,218 > t tabel 2,027 dengan tingkat kepercayaan 95%
maka Ha diterima artinya ada pengaruh
yang signifikan menggunakan serum yang
disentrifugasi dengan serum tanpa
sentrifugasi terhadap hasil pemeriksaan glukosa darah metode GOD-PAP.
B.
Pembahasan
Pemeriksaan kimia darah, khususnya pemeriksan
kadar glukosa merupakan salah satu parameter penting dalam mendiagnosa suatu
penyakit serta mengevaluasi tindakan medik atau memantau perkembangan suatu
penyakit termasuk diabetes mellitus (DM). Salah satu metode yang sering digunakan
adalah metode GOD-PAP.
Metode GOD-PAP merupakan suatu metode pemeriksaan glukosa darah secara
enzimatik, dimana kadar glukosa sebagai substrat akan dihidrolisis dengan
bantuan glukosa oksidase menghasilkan asam glukonik dan H2O2. Kemudian
H2O2 yang dilepaskan akan bereaksi dengan 4-aminophenazone
dan phenol dengan bantuan peroksidase menghasikan zat warna quiononeimine yang
berbanding lurus dengan substrat yang terdapat pada sampel.
Dalam mencapai hasil yang presisi dan akurasi
untuk pemeriksaan glukosa darah sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya mulai dari faktor sumber daya manusia, instrument, reagen dan metode
yang digunakan, kemudian tiga tahap yang dijalankan yaitu pra analitik,
analitik dan pasca analitik.
Berdasarkan hasil penelitian yang dianalisis
dengan uji t statistik pada pemeriksaan glukosa darah menggunakan serum yang
disentrifugasi dan serum tanpa sentrifugasi menunjukan hasil t hitung 5,218
> t tabel 2.093 Maka Ha diterima artinya ada perbedaan yang
bermakna antara pemeriksaan glukosa menggunakan serum yang disentrifugasi
dengan serum tanpa sentrifugasi terhadap hasil pemeriksaan glukosa darah metode
GOD-PAP. Indikasi penurunan kadar yang sangat signifikan merupakan peringatan
bagi kita untuk pentingnya memperhatikan penanganan sampel dengan cepat dan
tepat untuk menghindari tertundanya suatu pemeriksaan khususnya pemeriksaan
glukosa darah.
Dalam suatu pemeriksaan kita dituntut untuk
memberikan hasil yang dapat dipercaya yang nantinya digunakan sebagai acuan
dalam mendignosis suatu penyakit. Hal ini bisa terwujud apabila bisa seminimal
mungkin menghindari kesalahan dengan memperhatikan standar prosedur
operasional, memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil dan
tahap-tahap dalam suatu pemeriksaan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara pemisahan serum yang disentrifugasi dengan
serum tanpa sentrifugasi terhadap hasil pemeriksaan glukosa darah.
B.
Saran
1. Berdasarkan
hasil penelitian diatas bahwa dalam pemeriksaan laboratorium khususnya
pemeriksaan glukosa bahwa sampel darah harus segera diperiksa kurang dari dua
jam demi mendapat hasil yang akurat dan memadai.
2. Bagi
peneliti selanjutnya disarankan untuk melanjutkan penelitian ini yaitu menguji
kecepatan metabolisme glukosa exvivo oleh sel-sel hidup menggunakan darah puasa
dengan darah sewaktu atau darah dua jam postprandial dengan menggunakan metode
GOD-PAP.
makasih atas infox kk
AntwoordVee uitijin copas kak, thanxs...
AntwoordVee uitka boleh minta daftar pustakanya untuk metode pengukurab glukosa darah?
AntwoordVee uitbang mau tanya, metode pengukuran menggunakan GOD-PAP sama pake glukometer lebih akurat yang mana? apa kelebihan dan kekurangan masing2 metode tsb.?
AntwoordVee uit